MENGAPA PERUBAHAN BISA GAGAL?
Menurut Model Lippit-Knoster, ada 6 elemen yang dibutuhkan agar perubahan bisa sukses. Jika salah satu elemen ini hilang, maka perubahan bisa gagal dengan cara tertentu.
1. Vision (Visi) → Jika Hilang: Kebingungan (Confusion)
Visi adalah gambaran jelas tentang arah perubahan bisnis. Tanpa visi, tim dan pemilik bisnis akan bingung tentang tujuan dan manfaat perubahan.
πΉ Contoh:
Seorang pengusaha kuliner ingin beralih ke model bisnis online tanpa memahami tujuan akhirnya. Tim bingung apakah fokusnya meningkatkan penjualan atau hanya mengurangi biaya operasional.
π Solusi:
Tetapkan visi yang jelas, misalnya: “Meningkatkan omzet 30% dalam 6 bulan melalui penjualan online.”
2. Consensus (Konsensus) → Jika Hilang: Sabotase (Sabotage)
Konsensus berarti ada kesepakatan dan dukungan dari tim atau stakeholder. Tanpa konsensus, perubahan bisa ditolak atau bahkan disabotase.
πΉ Contoh:
Seorang pemilik toko ingin menerapkan sistem kasir digital, tetapi karyawan senior merasa sistem manual lebih nyaman. Mereka diam-diam menolak belajar sistem baru dan tetap menggunakan cara lama.
π Solusi:
Libatkan semua pihak sejak awal, jelaskan manfaatnya, dan berikan ruang untuk diskusi serta umpan balik.
3. Skills (Keterampilan) → Jika Hilang: Kecemasan (Anxiety)
Tim atau pemilik bisnis membutuhkan keterampilan baru untuk menjalankan perubahan. Tanpa keterampilan yang cukup, mereka akan merasa cemas dan tidak percaya diri.
πΉ Contoh:
Seorang pengusaha fashion ingin memanfaatkan TikTok untuk pemasaran, tetapi tidak tahu cara membuat konten yang menarik. Akhirnya, strategi pemasaran tidak berjalan efektif.
π Solusi:
Pelatihan, mentoring, atau merekrut tenaga ahli untuk mengisi kesenjangan keterampilan.
4. Incentives (Insentif) → Jika Hilang: Penolakan (Resistance)
Orang perlu alasan kuat untuk berubah. Jika mereka tidak melihat manfaatnya, mereka akan menolak perubahan.
πΉ Contoh:
Seorang pemilik warung ingin karyawannya mempromosikan warungnya di media sosial, tetapi mereka merasa itu hanya menambah beban kerja tanpa manfaat tambahan.
π Solusi:
Beri insentif, misalnya bonus bagi karyawan yang berhasil menarik pelanggan baru melalui media sosial.
5. Resources (Sumber Daya) → Jika Hilang: Frustrasi (Frustration)
Sumber daya seperti uang, waktu, atau alat sangat penting untuk mendukung perubahan. Jika tidak tersedia, perubahan akan terasa sulit dan membebani.
πΉ Contoh:
Seorang pengusaha katering ingin memperluas bisnis ke kota lain tetapi tidak memiliki cukup modal dan kendaraan untuk pengiriman. Akhirnya, ekspansi bisnis terasa mustahil dan frustrasi pun muncul.
π Solusi:
Cari sumber daya tambahan seperti pinjaman, investor, atau strategi kolaborasi untuk menutup kekurangan.
6. Action Plan (Rencana Aksi) → Jika Hilang: Awal yang Salah (False Starts)
Tanpa rencana aksi yang jelas, perubahan bisa dimulai dengan cara yang salah atau tidak terarah.
πΉ Contoh:
Seorang pengusaha ingin meningkatkan penjualan online tetapi langsung beriklan tanpa strategi yang matang. Akibatnya, uang iklan habis tanpa hasil yang signifikan.
π Solusi:
Buat rencana langkah demi langkah, misalnya:
- Riset pasar dan pelanggan
- Optimasi media sosial
- Uji coba iklan skala kecil
- Evaluasi dan perbaikan strategi
Kesimpulan
Agar perubahan bisnis berhasil, pengusaha harus memastikan enam elemen ini terpenuhi. Jika ada yang hilang, perubahan akan mengalami hambatan tertentu. Model Lippitt-Knoster ini membantu pemilik bisnis memahami mengapa perubahan sering gagal dan bagaimana cara menghindari kegagalan tersebut.
Comments
Post a Comment