BERSAING TANPA PERANG HARGA: KUNCI VALUE-BASED PRICING
Teori "Value-Based Pricing" menyatakan bahwa harga produk sebaiknya mencerminkan nilai yang dirasakan oleh pelanggan, bukan semata-mata biaya produksi atau harga kompetitor. Menurut penelitian oleh Homburg, Artz, dan Wieseke (2012), pelanggan lebih cenderung membayar lebih tinggi jika mereka merasa produk memiliki unique value proposition (UVP) yang sulit ditemukan pada kompetitor.
Berikut cara penerapannya:
1. Ciptakan Keunggulan Produk (Diferensiasi) π¦π
Jika produk Anda sama persis dengan kompetitor, pelanggan pasti memilih yang lebih murah. Buatlah perbedaan dengan:
π Fitur tambahan – Contoh: Jika jualan kopi, tawarkan opsi tanpa gula atau campuran rempah unik
π Kualitas lebih baik – Contoh: Jika jualan hijab, gunakan bahan premium yang nyaman dipakai seharian.
π Layanan ekstra – Contoh: Jika jualan makanan, berikan opsi pre-order untuk pelanggan yang ingin lebih praktis.
2. Bangun Branding dan Perceived Value π²
Pelanggan rela membayar lebih jika produk punya nilai lebih. Cara meningkatkan “perceived value”:
π Packaging yang lebih menarik → Produk dengan kemasan rapi terlihat lebih bernilai dibanding produk yang dikemas asal-asalan.
π Testimoni pelanggan yang kuat → Postingan review pelanggan bisa meningkatkan kepercayaan
π Storytelling yang menyentuh → Ceritakan kisah unik di balik produk Anda, misalnya produk dibuat dengan bahan alami atau membantu pengrajin lokal.
3. Gunakan Strategi Harga yang Cerdas π§
Hindari langsung bersaing harga dengan menurunkan harga jual. Gunakan strategi harga berikut:
π Bundling Produk → Jual paket produk dengan harga lebih menarik. Contoh: “Beli 3 gratis 1” atau “Paket sarapan (kopi + roti) lebih hemat.”
π Pilih Target Pasar yang Tepat → Jangan hanya membidik pelanggan yang cari harga termurah. Fokus ke pelanggan yang menghargai kualitas.
π Sistem Membership atau Diskon Loyalitas → Pelanggan lebih memilih produk yang memberi keuntungan jangka panjang.
Comments
Post a Comment